KURIKULUM PAUD 2013 BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
yang dibina oleh Ibu Retno Tri
Wulandari, M.Pd.
oleh
Dania Aptiningsari
150153603869
PG PAUD A-5

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
November
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.............................................................................. i
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang................................................................ 1
B.
Rumusan
masalah........................................................... 2
C.
Tujuan
penulisan............................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Konsep
kurikulum 2013................................................. 3
1.
Landasan
pengembangan dan inovasi kurikulum.... 4
2.
Konsep
kurikulum paud menurut DAP.................... 6
3.
Standar
Nasional PAUD.......................................... 7
B.
Prinsip
pembelajaran dan penyusunan Kurikulum PAUD 2013
1.
Prinsip
penyusunan kurikulum PAUD..................... 7
2.
Prinsip
pembelajaran kurikulum PAUD................... 10
C.
Implementasi
dan tantangan kurikulum PAUD 2013
1.
Implementasi
kurikulum PAUD 2013...................... 11
2.
Tantangan
kurikulum PAUD 2013........................... 16
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN............................................................... 18
B.
SARAN........................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan anak
usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah sebuah lembaga pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian anak. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 maka Pendidikan Anak Usia
Dini diakui secara sah keberadaanya. Sejak diakuinya PAUD tersebut, maka
pendidikan PAUD semakin berkembang pesat. Pemerintah terus mengupayakan
perbaikan layanan pendidikan PAUD baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pendidikan
di Indonesia sejatinya selalau mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik.
Salah satunya adalah perkembangan dari kurikulum.
Sistem pendidikan
di Indonesia utamanya PAUD sudah 7 kali mengalami perubahan kurikulum. Inovasi
kurikulum terus dilakukan sebagai pembaharuan kurikulum yang bertujuan untuk
mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum 2013 merupakan sebuah
kurikulum yang dalam praktiknya melengkapi kurikulum-kurikulum sebelumnya
sekaligus memberikan pembaharuan pada Pendidikan Anak Usia Dini. Inovasi baru dalam kurikulum PAUD 2013 ini
berupa praktik kurikulum yang berbasis multiple
intelligences. Selama ini, multiple
intelligences banyak disalah pahami oleh kebanyakan masyarakat. Padahal,
pembelajaran bagi anak akan lebih bermakna apabila dapat mengimplementasikan multiple intelligences dengan kurikulum
PAUD 2013.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana
konsep kurikulum PAUD 2013?
2. Bagaimana
Prinsip-prinsip penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD 2013 ?
3. Bagaimana
implementasi multiple Intelligences dan
tantangan pada kurikulum PAUD 2013?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui
konsep kurikulum PAUD 2013.
2. Mengetahui
prinsip-prinsip penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD 2013.
3. Mengetahui
implementasi multiple intelligences dan
tantangan pada kurikulum PAUD 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
KURIKULUM PAUD 2013
Berdasarkan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan hasil
penyempurnaan dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006.
Kurikulum 2013 muncul karena adanya banyak permasalahan yang terjadi pada saat
pelaksanaan kurikulum KTSP. Kurikulum ini sebagai sebuah pembaharuan dan bentuk
perubahan dari kurikulum sebelumnya. Pada jenjang SD, SMP dan SMA ada beberapa
perubahan yang terjadi seperti penambahan jam mata pelajaran dan juga penambahan
mata pelajaran. Pada jenjang SMA adanya penghapusan jenjang jurusan, namun anak
didik sejak awal sudah dijuruskan sesuai bakat minatnya.
Abidin
(2014:17) pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, inovatif, kreatif, dan afekif melalui penguatan
sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa)
yang terintegrasi. Dalam praktiknya kurikulum 2013 harus diimplementasikan
melalui pembelajaran berbasis aktivitas yang berbasis pendekatan ilmiah dan
tematik integratif.
Kurikulum
PAUD 2013 tidak banyak mengalami perubahan. Kurikulum PAUD tetap dengan ciri
khas utamanya yaitu tematik-integratif dijadikan dasar bagi perubahan kurikulum
pada jenjang SD/MI. Kurikulum PAUD ini mengacu pada Permendikbud Nomor 137 SNP
PAUD dan Permendikbud Nomor 146 tentang kurikulum 2013. STTPA merupkana acuan
untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Kompetensi inti PAUD merupakan
gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir
layanan PAUD usia 6 tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk: (a)
Kompetensi inti sikap spritiual (Kl-1), (b) Kompetensi inti sikap sosial
(Kl-2), (c) Kompetensi inti pengetahuan (Kl-3), dan (d) Kompetensi inti
keterampilan (Kl-4).
1.
LANDASAN
PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM
a.
Landasan
filosofis
· Parenalisme adalah keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial
tertentu.
· Esensialisme
adala pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna.
· Eksistensialisme
adalah individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
· Progessivisme
adalah melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi
pengalaman belajar dan proses.
· Rekonstruksivisme
peradapan manusia masa depan sangat ditekankan, menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
b.
Landasan
Teoritis
· Perkembagan IPTEK secara langsung
berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran,
serta penggunaan sistem evaluasi.
·
Pemanfaatan
kurikulum yang terdahulu.
c.
Landasan
Yuridis
Peraturan Perundanga-undangan yang
berlaku:
·
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
·
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
2005 tentang SNP.
·
Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi.
·
Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006
tentang SKL.
·
Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Permendiknas RI Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006.
d.
Landasan
Sosial-Budaya
Kurikulum yang dikembangkan sudah
seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan
sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun
global.
2.
KONSEP
KURIKULUM PAUD MENURUT DAP (Developmentally
Approriate Practice)
DAP
(Developmentally Appropriate Practice) adalah sebuah pendidikan yang patut dan
menyenangkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, mencerminkan proses
pembelajaran yang bersifat interaktif. Konsep DAP dikembangkan melalui berbagai
kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang membuat anak
memiliki pengalaman yang nyata serta menyenangkan saat terjadinya proses
belajar mengajar sehingga menimbulkan kesadaran pada anak. Adapun
prinsip-prinsip kurikulum menurut DAP sebagai berikut:
a. Rencana
kegiatan yang berisi pengembangan seluruh area perkembangan anak seperti fisik,
emosional, bahasa, seni dan kognitif.
b. Mencakup
bahasan yang luas meliputi seluruh disiplin ilmu seperti sosial, intelektual,
dan konsep diri anak.
c. Dibangun
atas pengetahuan yang sudah siap dipelajari dan dilaksanakan anak (aktivitas
pengetahuan utama) untuk menghubungkan pengetahuan mereka dan menerima konsep
serta keterampilan baru.
d. Menggunakan
bahan dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk membantu anak
memecahkan masalah yang dihadapi dan membuat hubungan yang bermakna dna memberi
kesempatan untuk menggali perkembangan konseptual.
e. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman, proses dan keterampilan untuk digunakan dan
diterapkan serta untuk mempelajari pengetahuan.
f. Berisi
pengembangan intelektual, penemuan inti pembelajaran, dan alat penerimaan ilmu
yang berbeda sesuai dengan gaya belajar anak.
g. Memberi
kesempatan anak untuk mengembangkan budaya dan bahasa keluarganya sambil
mengembangkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan budaya dan bahasa di
sekitarnya.
h. Berisi
tujuan yang realistik dan dapat dicapai oleh sebagian besar anak pada usianya.
i.
Menggunakan teknologi dan bersifat
filosofis dalam proses pembelajaran.
3.
STANDAR
NASIONAL PAUD
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya
disebut Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan
PAUD di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar tersebut antara lain:
a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini
selanjutnya disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak
pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.
b. Standar isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan
kompetensi menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat
usia anak.
c. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan
pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan
tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
d. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian
proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang
sesuai dengan tingkat usia anak.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah
kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.
B.
PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN DAN PEMBELAJARAN KURIKULUM PAUD 2013
Prinsip
penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD harus disusun sesuai dengan
kebutuhan dan tahapan perkembangan anak, agar tujuan yang ingin dicapai oleh
lembaga pendidikan dapat tepat sasaran.
1.
PRINSIP
PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan Kurikulum PAUD dilakukan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada anak, termasuk anak yang mempunyai
kebutuhan khusus.
b. Kontekstual yaitu dengan mempertimbangkan
karakteristik daerah, kondisi sekolah, dan kebutuhan anak.
c. Mencakup semua dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) dan mencakup semua program pengembangan yang direncanakan dan
disajikan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
d. Agar semua program pengembangan menjadi dasar
pembentukan kepribadian anak secara utuh dalam pembentukan sikap spiritual dan
sikap sosial anak.
e. Memperhatikan tingkat perkembangan anak karena anak
akan belajar dengan baik jika kebutuhan fisik terpenuhi serta merasa tenteram,
aman dan nyaman.
f. Mempertimbangkan cara anak belajar dari sederhana ke
rumit, konkret ke abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari keakuan ke rasa
sosial.
g. Mempertimbangkan keterpaduan aspek dalam pengembangan
anak usia dini holistik integratif (PAUD-HI) yaitu pendidikan, kesehatan, dan
gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak.
h. Menggunakan pendekatan belajar melalui bermain yang
dirancang agar tercipta suasana yang menyenangkan.
i.
Memberikan
pengalaman belajar pada anak dengan memperhatikan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
j.
Memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Kurikulum perlu memuat keragaman potensi kebutuhan,
tantangan, dan karakteristik lingkungan daerah setempat untuk menghasilkan anak
yang mengenal, mengapresiasi dan mencintai budaya daerah.
2.
PRINSIP
PEMBELAJARAN PADA PAUD
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui bermain
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis anak. Interaktif merupakan proses pembelajaran yang
mengutamakan interaksi antara anak dan anak, anak dan pendidik, serta anak dan
lingkungannya. Inspiratif merupakan proses pembelajaran yang mendorong perkembangan
daya imajinasi anak. Menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang
dilakukan dalam suasana bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kontekstual merupakan proses
pembelajaran yang terkait dengan tuntutan lingkungan alam dan sosial budaya.
Prinsip ini juga berpusat pada anak merupakan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai
dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak,
selain itu berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup.
Prinsip
pembelajaran kurikulum harus didukung
oleh lingkungan yang kondusif, berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
dan pemanfaatan media
belajar, sumber belajar, dan narasumber.
C.
TEORI
DAN IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES
PADA KURIKULUM PAUD 2013
Multiple Intelligences
atau yang biasa disebut dengan kecerdasan majemuk merupkan teori psikologi yang
menyatakan bahwa setiap manusia termasuk anak-anak memiliki berbagai jenis
kecerdasan dengan tingkatan yang berbeda. Pada multiple intelligences terdapat 9 kecerdasan yang mampu
meredefinisi ulang kecerdasan tunggal IQ sekaligus memberi perspektif baru
terhadap kecerdasan spiritual (SQ).
1.
IMPLEMENTASI
MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM
KURIKULUM PAUD 2013
Multiple intelligences
mempunyai beberapa karakteristik konsep yang berbeda, namun pada akhirnya
kecerdesan itu sederajat jadi tidak ada yang diunggulkan salah satu. Semua
kecerdasan dimiliki oleh semua orang dalam kadar yang sama namun spesifikasi
yang berbeda. Ada orang yang pandai dalam matematika belum tentu pandai dalam
bahasa, begitu pula sebaliknya. Awalnya Gardner hanya menemukan 6 kecerdasan
saja, yaitu verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, musik,
intrapersonal, dan interpersonal. Pada tahun 2002, Gardner menambahkan 3
kecerdasan jamak lagi yaitu kecerdasan kinestetik, naturalis dan eksistensial.
a.
Tema
Diriku dan Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan
linguistik merupakan kemampuan menggunakan bahasa termasuk bahasa ibu dan
bahasa asing untuk mengekspresikan apa yang ada dalam dalam pikiran dan
memahami orang lain. Kecerdasan linguistik juga disebut kecerdasan verbal
karena berkaitan dengan kemampuan mengekspresikan diri secara lisan dan
tertulis serta penguasaan bahasa asing. Dahlia & Suyadi (2014:85) mengatakan bahwa komponen inti dari
kecerdasan ini adalah kepekaan pada bunyi, struktur makna, fungsi kata dan
bahasa. Kompotensi yang dimiliki lebih kepada kemampuan membaca, menulis,
berdiskusi, berargumentasi dan berdebat.
Kecerdasan
verbal-linguistik dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum 2013. Contohnya
guru mengambil tema binatang, maka guru mengarahkan siswa untuk mengambangkan
kecerdasan linguistik anak dengan cara melatih anak untuk menirukan suara
binatang seperti ayam, sapi, ataupun burung. Tema binatang ini tidak hanya
untuk melatih kecerdsan verbal-linguistik anak saja namun dapat juga melatih
kecerdasan kinestetik misalnya anak disuruh untuk melompat menirukan gerakan
kelinci, dapat pula melatih kecerdasan naturalis dengan menerangkan anak
binatang tersebut habitatnya dimana. Melalui tema tersebut maka satu tema dalam
kurikulum PAUD dapat dikembangkan atau diinovasi untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk lebih variatif.
b.
Tema
Air, Udara, Api dan Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan
matematis-logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola
berpikir logis dan ilmiah. Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan
mengeksplorasi pola-pola, kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau
simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur.
Komponen inti dari kecerdasan ini mencakup kepekaan memahami pola-pola logis
atau numerik dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang. Suyadi
(2009:187) menyatakan bahwa kecerdasan logika matematika pada dasarnya
melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan
atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu
secara ilmiah.
Kecerdasan
matematis-logis ini dapat dikembangkan dengan tema air, udara dan api. Guru mengarahkan
anak untuk mengenal mengenai air, udara dan api. Pembelajaran sederhana yang
dapat dilakukan adalah membandingkan banyak sedikitnya air dalam ember.
c.
Tema
Rekreasi dan Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual
spasial adalah suatu kemampuan untuk melihat objek secara lebih detail.
Kecedasan ini berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar
di dalam pikiran seseorang atau untuk anak di mana dia berpikir dalam bentuk visualisasi
dan gambar untuk memecahkan masalah atau menemukan suatu jawaban.
Kecerdasan ini diidentikkan dengan bakat seni
terutama seni lukis dan seni arsitektur. Pada kurikulum PAUD 2013, kecerdasan
ini dapat dikembangkan melalui implementasi dengan mengambil tema “Rekreasi”. Anak
dapat diminta untuk menggambar pemandangan alam atau menggambar keadaan yang ada
pada saat itu. Guru juga dapat memutar video tentang liburan atau menunjukkan
gambar-gambar tempat rekreasi.
d.
Tema
Alat Komunikasi dan Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal
adalah suatu kecerdasan untuk menyimpan nada dalam benak seseorang. Menurut
Suyadi (2009:192) kecerdasan musikal merupakan kemampuan menangani
bentuk-bentuk nusikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan
(kritikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (penyanyi).
Kecerdasan ini
dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum PAUD 2013 secara inovatif
dengan menggunakan tema alat komunikasi. Guru mengenalkan alat komunikasi
secara langsung kepada siswa. Guru dan siswa juga membunyikan alat komunikasi
tersebut sehingga anak dapat mendengarkan bunyi-bunyi dari setiap alat
komunikasi tersebut.
e.
Tema
Pekerjaanku dan Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan
kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran
sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna. Kecerdasan ini merupakan kemampuan
menggunakan seluruh organ tubuh dalam mengekspresikan ide, gagasan dan
perasaan. Kecerdasan kinestetik dapat dikembangkan melalui implementasi
kurikulum PAUD 2013 secara implisit dan inovatif dengan cara menggunakan tema
tentang pekerjaan. Guru dapat meminta anak untuk mempraktekkan sebuah profesi,
sehingga anak dapat bergerak secara fisik.
f.
Tema
Lingkunganku dan Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan
interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Komponen
inti kecerdasan interpersonal adalah
kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi,
dan keinginan orang lain. Pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan
kurikulum 2013 adalah menggunakan tema lingkunganku. Tema ini dapat
diintegrasikan dengan cara guru membagi kelompok kepada setiap anak dan
kemudian anak disuruh untuk mengumpulkan barang bekas dan guru mengajari cara
mendaur ulang barang-barang tersebut secara sederhana. Guru juga dapat mengajak
anak untuk berdiskusi sehingga kecerdasan interpersonal anak dapat berkembang.
g.
Tema
Diri Sendiri dan Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan untuk diri kita berpikir secara reflektif,
artinya mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses
pemikiran diri sendiri. Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan melalui
implementasi kurikulum PAUD 2013 secara inovatif. Contohnya menggunakan tema
diri sendiri. Tema ini dapat diinovasi dengan cara meminta anak untuk merasakan
berbagai macam makanan dan meminta anak untuk menganilisis setiap rasa baik
asin, asam, manis ataupun pahit.
h.
Tema
Tanaman dan Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan
naturalis adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora atau fauna
di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies dan memetakan
hubungan antara beberapa spesies. Kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan tema
tanaman. Guru dapat mengajak anak ke kebun sekolah dan mengajarkan untuk
bercocok tanam. Di kebun anak diajarkan untuk memelihara tanaman dengan
menyirami, membersihkan rumput dan memberi pupuk.
2.
TANTANGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM PAUD 2013
Tantangan
yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum PAUD 2013 adalah bagaimana
menyelaraskan antara Standar Nasional PAUD dengan Kurikulum 2013 PAUD, termasuk
dalam hal pembagian kategori menurut umur biologis atau umur perkembangan. Mengimplementasikan
K13 PAUD maka harus mengutamakan pelakasanaan prinsip pembelajaran PAUD sebagai
acuan utama para pendidik dan pengelola, selain itu untuk meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi guru, maka guru pendamping dan pengasuh PAUD melalui
pendidikan dan pelatihan secara besar-besar dengan tetap menjaga kualitas
dengan melibatkan semua mitra yang potensial. Tantangan lain adalah bagaimana
memperluas pemenuhan Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan mendukung pelaksanaan
kurikulum PAUD 2013 dan menciptakan kebijakan dan peraturan perundangan untuk
peningkatan koordinasi antar sektor pemerintah termasuk dengan pemerintah
daerah dan pemberdayaa swasta.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kurikulum
PAUD 2013 sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003 merupakan sebuah perangkat rencana dan pengaturan bahan pelajaran yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum PAUD 2013
sejatinya disusun untuk memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum yang
sebelumnya. Melalui kurikulum PAUD 2013 maka pembelajaran bagi anak akan lebih
terintegrasi lagi. Inovasi kurikulum PAUD 2013 memberi warna baru bagi
pendidikan PAUD yaitu deegan mengimplementasikan parktek multiple intelligences. Rencana pembelajaran disusun dengan
menggunakan strategi ini akan membuat pembeljaran bagi anak lebih kaya dan
bermakna.
B.
SARAN
Kurikulum PAUD 2013 harus
bisa lebih dikembangkan lagi agar dapat menghasilkan pembelajaran yang baik dan
bermakna bagi anak. Pendidik atau guru perlu mengembangkan kurikulum ini dengan
gagasan-gagasan dan ide-ide yang kreatif untuk menciptakan suatu
pembembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Guru juga harus sering
mengadakan evaluasi dan mencari model pembelajaran yang cocok sesuai dengan
usia anak. Melalui pembelajaran yang bermakna tersebut maka akan dapat
meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlia dan Suyadi.
2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum
PAUD 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sujiono, Yuliani
N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Abidin, Yunus.
2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam
Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.