Minggu, 03 April 2016

Makalah Kurikulum PAUD Berbasis MI

KURIKULUM PAUD 2013 BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
yang dibina oleh Ibu Retno Tri Wulandari, M.Pd.



oleh
Dania Aptiningsari
150153603869
PG PAUD A-5


logo-um1.jpg



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

November 2015





DAFTAR ISI




DAFTAR ISI..............................................................................                    i

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang................................................................                    1
B.     Rumusan masalah...........................................................                    2
C.     Tujuan penulisan............................................................                     2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep kurikulum 2013.................................................                     3
1.      Landasan pengembangan dan inovasi kurikulum....                     4
2.      Konsep kurikulum paud menurut DAP....................                    6
3.      Standar Nasional PAUD..........................................                    7
B.     Prinsip pembelajaran dan penyusunan Kurikulum PAUD 2013
1.      Prinsip penyusunan kurikulum PAUD.....................                     7         
2.      Prinsip pembelajaran kurikulum PAUD...................                     10
C.     Implementasi dan tantangan kurikulum PAUD 2013
1.      Implementasi kurikulum PAUD 2013......................                    11
2.      Tantangan kurikulum PAUD 2013...........................                    16

BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN...............................................................                   18
B.     SARAN...........................................................................                   18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................                   20




BAB I
PENDAHULUAN



A.                LATAR BELAKANG


Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 maka Pendidikan Anak Usia Dini diakui secara sah keberadaanya. Sejak diakuinya PAUD tersebut, maka pendidikan PAUD semakin berkembang pesat. Pemerintah terus mengupayakan perbaikan layanan pendidikan PAUD baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pendidikan di Indonesia sejatinya selalau mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah perkembangan dari kurikulum.
Sistem pendidikan di Indonesia utamanya PAUD sudah 7 kali mengalami perubahan kurikulum. Inovasi kurikulum terus dilakukan sebagai pembaharuan kurikulum yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang dalam praktiknya melengkapi kurikulum-kurikulum sebelumnya sekaligus memberikan pembaharuan pada Pendidikan Anak Usia Dini.  Inovasi baru dalam kurikulum PAUD 2013 ini berupa praktik kurikulum yang berbasis multiple intelligences. Selama ini, multiple intelligences banyak disalah pahami oleh kebanyakan masyarakat. Padahal, pembelajaran bagi anak akan lebih bermakna apabila dapat mengimplementasikan multiple intelligences dengan kurikulum PAUD 2013.

B.                 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana konsep kurikulum PAUD 2013?
2.      Bagaimana Prinsip-prinsip penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD 2013 ?
3.      Bagaimana implementasi multiple Intelligences dan tantangan pada kurikulum PAUD 2013?

C.                TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1.      Mengetahui konsep kurikulum PAUD 2013.
2.      Mengetahui prinsip-prinsip penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD 2013.
3.      Mengetahui implementasi multiple intelligences dan tantangan pada kurikulum PAUD 2013.


BAB II
PEMBAHASAN



A.                KONSEP KURIKULUM PAUD 2013

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006. Kurikulum 2013 muncul karena adanya banyak permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum KTSP. Kurikulum ini sebagai sebuah pembaharuan dan bentuk perubahan dari kurikulum sebelumnya. Pada jenjang SD, SMP dan SMA ada beberapa perubahan yang terjadi seperti penambahan jam mata pelajaran dan juga penambahan mata pelajaran. Pada jenjang SMA adanya penghapusan jenjang jurusan, namun anak didik sejak awal sudah dijuruskan sesuai bakat minatnya.
Abidin (2014:17) pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, kreatif, dan afekif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Dalam praktiknya kurikulum 2013 harus diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis aktivitas yang berbasis pendekatan ilmiah dan tematik integratif.
Kurikulum PAUD 2013 tidak banyak mengalami perubahan. Kurikulum PAUD tetap dengan ciri khas utamanya yaitu tematik-integratif dijadikan dasar bagi perubahan kurikulum pada jenjang SD/MI. Kurikulum PAUD ini mengacu pada Permendikbud Nomor 137 SNP PAUD dan Permendikbud Nomor 146 tentang kurikulum 2013. STTPA merupkana acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Kompetensi inti PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk: (a) Kompetensi inti sikap spritiual (Kl-1), (b) Kompetensi inti sikap sosial (Kl-2), (c) Kompetensi inti pengetahuan (Kl-3), dan (d) Kompetensi inti keterampilan (Kl-4).

1.                  LANDASAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM

a.             Landasan filosofis
·        Parenalisme adalah keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
·        Esensialisme adala pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.
·        Eksistensialisme adalah individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
·        Progessivisme adalah melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
·       Rekonstruksivisme peradapan manusia masa depan sangat ditekankan, menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
b.             Landasan Teoritis
·        Perkembagan IPTEK secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi.
·                Pemanfaatan kurikulum yang terdahulu.
c.              Landasan Yuridis
Peraturan Perundanga-undangan yang berlaku:
·         UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
·         Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP.
·         Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
·         Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL.
·         Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas RI Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006.
d.        Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
2.                  KONSEP KURIKULUM PAUD MENURUT DAP (Developmentally Approriate Practice)

DAP (Developmentally Appropriate Practice) adalah sebuah pendidikan yang patut dan menyenangkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, mencerminkan proses pembelajaran yang bersifat interaktif. Konsep DAP dikembangkan melalui berbagai kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang membuat anak memiliki pengalaman yang nyata serta menyenangkan saat terjadinya proses belajar mengajar sehingga menimbulkan kesadaran pada anak. Adapun prinsip-prinsip kurikulum menurut DAP sebagai berikut:
a.       Rencana kegiatan yang berisi pengembangan seluruh area perkembangan anak seperti fisik, emosional, bahasa, seni dan kognitif.
b.      Mencakup bahasan yang luas meliputi seluruh disiplin ilmu seperti sosial, intelektual, dan konsep diri anak.
c.       Dibangun atas pengetahuan yang sudah siap dipelajari dan dilaksanakan anak (aktivitas pengetahuan utama) untuk menghubungkan pengetahuan mereka dan menerima konsep serta keterampilan baru.
d.      Menggunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk membantu anak memecahkan masalah yang dihadapi dan membuat hubungan yang bermakna dna memberi kesempatan untuk menggali perkembangan konseptual.
e.       Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, proses dan keterampilan untuk digunakan dan diterapkan serta untuk mempelajari pengetahuan.
f.       Berisi pengembangan intelektual, penemuan inti pembelajaran, dan alat penerimaan ilmu yang berbeda sesuai dengan gaya belajar anak.
g.      Memberi kesempatan anak untuk mengembangkan budaya dan bahasa keluarganya sambil mengembangkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan budaya dan bahasa di sekitarnya.
h.      Berisi tujuan yang realistik dan dapat dicapai oleh sebagian besar anak pada usianya.
i.        Menggunakan teknologi dan bersifat filosofis dalam proses pembelajaran.

3.                  STANDAR NASIONAL PAUD

Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar tersebut antara lain:
a.    Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.
b.    Standar isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
c.    Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
d.   Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak.
e.    Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.

B.                 PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN DAN PEMBELAJARAN KURIKULUM PAUD 2013

Prinsip penyusunan dan pembelajaran kurikulum PAUD harus disusun sesuai dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak, agar tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan dapat tepat sasaran.
1.                  PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan Kurikulum PAUD dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.       Berpusat pada anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
b.      Kontekstual yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kondisi sekolah, dan kebutuhan anak.
c.       Mencakup semua dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dan mencakup semua program pengembangan yang direncanakan dan disajikan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
d.      Agar semua program pengembangan menjadi dasar pembentukan kepribadian anak secara utuh dalam pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial anak.
e.       Memperhatikan tingkat perkembangan anak karena anak akan belajar dengan baik jika kebutuhan fisik terpenuhi serta merasa tenteram, aman dan nyaman.
f.       Mempertimbangkan cara anak belajar dari sederhana ke rumit, konkret ke abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari keakuan ke rasa sosial.
g.      Mempertimbangkan keterpaduan aspek dalam pengembangan anak usia dini holistik integratif (PAUD-HI) yaitu pendidikan, kesehatan, dan gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak.
h.      Menggunakan pendekatan belajar melalui bermain yang dirancang agar tercipta suasana yang menyenangkan.
i.        Memberikan pengalaman belajar pada anak dengan memperhatikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
j.        Memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Kurikulum perlu memuat keragaman potensi kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan daerah setempat untuk menghasilkan anak yang mengenal, mengapresiasi dan mencintai budaya daerah.

2.                  PRINSIP PEMBELAJARAN PADA PAUD

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak. Interaktif merupakan proses pembelajaran yang mengutamakan interaksi antara anak dan anak, anak dan pendidik, serta anak dan lingkungannya. Inspiratif merupakan proses pembelajaran yang mendorong perkembangan daya imajinasi anak. Menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dalam suasana bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kontekstual merupakan proses pembelajaran yang terkait dengan tuntutan lingkungan alam dan sosial budaya.
Prinsip ini  juga berpusat pada anak merupakan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak, selain itu berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup. Prinsip pembelajaran kurikulum harus didukung oleh lingkungan yang kondusif, berorientasi pada pembelajaran yang demokratis dan pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber.


C.                 TEORI DAN IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA KURIKULUM PAUD 2013

Multiple Intelligences atau yang biasa disebut dengan kecerdasan majemuk merupkan teori psikologi yang menyatakan bahwa setiap manusia termasuk anak-anak memiliki berbagai jenis kecerdasan dengan tingkatan yang berbeda. Pada multiple intelligences terdapat 9 kecerdasan yang mampu meredefinisi ulang kecerdasan tunggal IQ sekaligus memberi perspektif baru terhadap kecerdasan spiritual (SQ).

1.                  IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM KURIKULUM PAUD 2013

Multiple intelligences mempunyai beberapa karakteristik konsep yang berbeda, namun pada akhirnya kecerdesan itu sederajat jadi tidak ada yang diunggulkan salah satu. Semua kecerdasan dimiliki oleh semua orang dalam kadar yang sama namun spesifikasi yang berbeda. Ada orang yang pandai dalam matematika belum tentu pandai dalam bahasa, begitu pula sebaliknya. Awalnya Gardner hanya menemukan 6 kecerdasan saja, yaitu verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, musik, intrapersonal, dan interpersonal. Pada tahun 2002, Gardner menambahkan 3 kecerdasan jamak lagi yaitu kecerdasan kinestetik, naturalis dan eksistensial.

a.      Tema Diriku dan Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan menggunakan bahasa termasuk bahasa ibu dan bahasa asing untuk mengekspresikan apa yang ada dalam dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan linguistik juga disebut kecerdasan verbal karena berkaitan dengan kemampuan mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis serta penguasaan bahasa asing. Dahlia & Suyadi (2014:85)  mengatakan bahwa komponen inti dari kecerdasan ini adalah kepekaan pada bunyi, struktur makna, fungsi kata dan bahasa. Kompotensi yang dimiliki lebih kepada kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi dan berdebat.
Kecerdasan verbal-linguistik dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum 2013. Contohnya guru mengambil tema binatang, maka guru mengarahkan siswa untuk mengambangkan kecerdasan linguistik anak dengan cara melatih anak untuk menirukan suara binatang seperti ayam, sapi, ataupun burung. Tema binatang ini tidak hanya untuk melatih kecerdsan verbal-linguistik anak saja namun dapat juga melatih kecerdasan kinestetik misalnya anak disuruh untuk melompat menirukan gerakan kelinci, dapat pula melatih kecerdasan naturalis dengan menerangkan anak binatang tersebut habitatnya dimana. Melalui tema tersebut maka satu tema dalam kurikulum PAUD dapat dikembangkan atau diinovasi untuk mengembangkan kecerdasan majemuk lebih variatif.
b.      Tema Air, Udara, Api dan Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola berpikir logis dan ilmiah. Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan mengeksplorasi pola-pola, kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Komponen inti dari kecerdasan ini mencakup kepekaan memahami pola-pola logis atau numerik dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang. Suyadi (2009:187) menyatakan bahwa kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.
Kecerdasan matematis-logis ini dapat dikembangkan dengan tema air, udara dan api. Guru mengarahkan anak untuk mengenal mengenai air, udara dan api. Pembelajaran sederhana yang dapat dilakukan adalah membandingkan banyak sedikitnya air dalam ember.
c.       Tema Rekreasi dan Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual spasial adalah suatu kemampuan untuk melihat objek secara lebih detail. Kecedasan ini berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang atau untuk anak di mana dia berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan masalah atau menemukan suatu jawaban.
 Kecerdasan ini diidentikkan dengan bakat seni terutama seni lukis dan seni arsitektur. Pada kurikulum PAUD 2013, kecerdasan ini dapat dikembangkan melalui implementasi dengan mengambil tema “Rekreasi”. Anak dapat diminta untuk menggambar pemandangan alam atau menggambar keadaan yang ada pada saat itu. Guru juga dapat memutar video tentang liburan atau menunjukkan gambar-gambar tempat rekreasi.
d.      Tema Alat Komunikasi dan Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah suatu kecerdasan untuk menyimpan nada dalam benak seseorang. Menurut Suyadi (2009:192) kecerdasan musikal merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk nusikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (penyanyi).
Kecerdasan ini dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum PAUD 2013 secara inovatif dengan menggunakan tema alat komunikasi. Guru mengenalkan alat komunikasi secara langsung kepada siswa. Guru dan siswa juga membunyikan alat komunikasi tersebut sehingga anak dapat mendengarkan bunyi-bunyi dari setiap alat komunikasi tersebut.
e.       Tema Pekerjaanku dan Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna. Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan seluruh organ tubuh dalam mengekspresikan ide, gagasan dan perasaan. Kecerdasan kinestetik dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum PAUD 2013 secara implisit dan inovatif dengan cara menggunakan tema tentang pekerjaan. Guru dapat meminta anak untuk mempraktekkan sebuah profesi, sehingga anak dapat bergerak secara fisik.
f.       Tema Lingkunganku dan Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Komponen inti kecerdasan interpersonal  adalah kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan kurikulum 2013 adalah menggunakan tema lingkunganku. Tema ini dapat diintegrasikan dengan cara guru membagi kelompok kepada setiap anak dan kemudian anak disuruh untuk mengumpulkan barang bekas dan guru mengajari cara mendaur ulang barang-barang tersebut secara sederhana. Guru juga dapat mengajak anak untuk berdiskusi sehingga kecerdasan interpersonal anak dapat berkembang.
g.      Tema Diri Sendiri dan Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk diri kita berpikir secara reflektif, artinya mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum PAUD 2013 secara inovatif. Contohnya menggunakan tema diri sendiri. Tema ini dapat diinovasi dengan cara meminta anak untuk merasakan berbagai macam makanan dan meminta anak untuk menganilisis setiap rasa baik asin, asam, manis ataupun pahit.
h.      Tema Tanaman dan Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora atau fauna di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies dan memetakan hubungan antara beberapa spesies. Kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan tema tanaman. Guru dapat mengajak anak ke kebun sekolah dan mengajarkan untuk bercocok tanam. Di kebun anak diajarkan untuk memelihara tanaman dengan menyirami, membersihkan rumput dan memberi pupuk.

2.                  TANTANGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM PAUD 2013

Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum PAUD 2013 adalah bagaimana menyelaraskan antara Standar Nasional PAUD dengan Kurikulum 2013 PAUD, termasuk dalam hal pembagian kategori menurut umur biologis atau umur perkembangan. Mengimplementasikan K13 PAUD maka harus mengutamakan pelakasanaan prinsip pembelajaran PAUD sebagai acuan utama para pendidik dan pengelola, selain itu untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru, maka guru pendamping dan pengasuh PAUD melalui pendidikan dan pelatihan secara besar-besar dengan tetap menjaga kualitas dengan melibatkan semua mitra yang potensial. Tantangan lain adalah bagaimana memperluas pemenuhan Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan mendukung pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 dan menciptakan kebijakan dan peraturan perundangan untuk peningkatan koordinasi antar sektor pemerintah termasuk dengan pemerintah daerah dan pemberdayaa swasta.


BAB III
PENUTUP



A.                KESIMPULAN

Kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 merupakan sebuah perangkat rencana dan pengaturan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum PAUD 2013 sejatinya disusun untuk memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum yang sebelumnya. Melalui kurikulum PAUD 2013 maka pembelajaran bagi anak akan lebih terintegrasi lagi. Inovasi kurikulum PAUD 2013 memberi warna baru bagi pendidikan PAUD yaitu deegan mengimplementasikan parktek multiple intelligences. Rencana pembelajaran disusun dengan menggunakan strategi ini akan membuat pembeljaran bagi anak lebih kaya dan bermakna.

B.                 SARAN
Kurikulum PAUD 2013 harus bisa lebih dikembangkan lagi agar dapat menghasilkan pembelajaran yang baik dan bermakna bagi anak. Pendidik atau guru perlu mengembangkan kurikulum ini dengan gagasan-gagasan dan ide-ide yang kreatif untuk menciptakan suatu pembembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Guru juga harus sering mengadakan evaluasi dan mencari model pembelajaran yang cocok sesuai dengan usia anak. Melalui pembelajaran yang bermakna tersebut maka akan dapat meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlia dan Suyadi. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sujiono, Yuliani N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.